5 Dis 2012
AUNDREA Aragon, seorang ibu dari Arizona, Amerika Syarikat, mendatangi seorang doktor setelah mengeluh ada cairan dalam hidungnya.
Cairan ini terasa memenuhi rongga hidungnya selama berbulan-bulan dan terasa sakit jika Aragon membungkuk. Walau terasa mencurigakan, doktor menduga kondisi ini terjadi hanya kerana alergi.
“Cairannya mengalir deras dari hidung saya. Jika saya melihat ke bawah atau membungkuk, cairan itu mengalir deras dari lubang hidung sebelah kiri. Saya tidak dapat mengontrolnya,” tutur Aragon kepada ABC News.
Tak percaya kondisi yang dialaminya hanya alergi biasa, Aragon pun berjumpa doktor spesialis di University of Arizona.
Hasilnya cukup mengejutkan. Cairan yang keluar dari hidung Aragon ialah cairan cerebrospinal yang bocor dari retakan di bahagian sphenoid sinus. Atau dengan istilah sederhana, otaknya mengalami kebocoran dan dapat menyebabkan kematian.
“Saya ketakutan setengah mati. Saya tahu, ini tidak mungkin alergi. Cairannya keluar sampai seperti genangan air,” ujar Aragon.
Berdasarkan situs resmi Department of Surgery, University of Arizona, kebocoran yang dikenal dengan istilah medis CSF rhinorrhea ini terjadi saat cairan yang mengelilingi otak mengalami kebocoran dan mengalir melalui hidung.
Kondisi ini tergolong langka dan berbahaya, kerana dapat menyebabkan infeksi dan meningitis.
Dr. Alexander Chiu dari University of Arizona telah menangani sekitar 100 kes CSF rhinorrhea. Chiu menuturkan, penyakit ini lazimnya disebabkan oleh tekanan pada otak atau luka traumatik.
Chiu dan timnya dapat memperbaiki kebocoran ini melalui prosedur endoskopi untuk meminimalisir kegagalan operasi.
Seperti dilansir Huffington Post, berkat kepiawaian Chiu dan tim bedahnya, kini Aragon dapat melewati masa penyembuhan di rumah bersama ketiga anaknya.
“Saya sangat berterima kasih kepada tim bedah University of Arizona. Sekarang, di sinilah saya, kembali dapat merawat anak-anak saya,” pungkasnya.
(rere/gur)
Posting Komentar